Sarkozy Serukan Untuk Mencegah Berdirinya Negara Islam di Afrika Utara
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, pada hari Jumat (13/4),
menyerukan pentingnya untuk melakukan segala upaya guna mencegah berdirinya
“sebuah negara teroris atau Islam” di wilayah pantai di Afrika Utara, menyusul
dominasi pemberontak Tuareg dan kelompok Islam di Mali utara, sehingga pada
saat yang sama tidak menutup kemungkinan dilakukan intervensi militer apapun
oleh Prancis.
Sarkozy mengatakan: “Saya tidak yakin bahwa Prancis harus melakukan
intervensi militer”. Namun, pada saat yang sama ia menjelaskan bahwa Prancis
dapat “memberi bantuan” untuk operasi seperti ini.
Ia menambahkan: “Ada Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat dengan
Mauritania, Niger dan Aljazair, yang memiliki peran besar untuk memainkannya.
Juga ada resolusi Uni Afrika dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang dapat
diambilnya.”
Sarkozy melanjutkan: “Prancis siap memberikan bantuan, namun bantuan itu
bisa dalam posisi kepemimpinan, karena beberapa alasan yang merujuk pada
sejarah kolonial Prancis, dan harus menghormati perbatasan dengan Mali, serta
harus bekerja dengan pemberontak Tuareg untuk mencari jalan, minimal mereka
mendapatkan pemerintahan otonom.”
Pemerintah Prancis bersama masyarakat internasional mengutuk deklarasi
kemerdekaan Mali utara, secara sepihak oleh kelompok pemberontak Gerakan
Nasional Pembebasan Azawad.
Sarkozy menyambut baik kemajuan yang dicapai di Mali, di mana sistem
konstitusional kembali secara bertahap, sebab Kepala Majelis Nasional telah
menjadi presiden transisi, dan negara itu akan melakukan pemilihan.
Kandidat pemilihan presiden Prancis pada tanggal 22 April dan 6 Mei, dari
partai sosialis Francois Hollande, dalam wawancara yang dipublikasikan oleh
surat kabar “Liberation“, tidak menampik kemungkinan intervensi
militer apapun bentuknya oleh Prancis di Mali. Dikatakan bahwa hal itu
merupakan tanggung jawab negara-negara Afrika
0 komentar:
Posting Komentar